Rabu, 04 Januari 2012

MENGATASI PERIHNYA PENGKHIANATAN


Daud menulis Mazmur Maz. 55:1-23 ini ketika ia merasa dikhianati oleh Absalom anaknya beserta orang-orangya yang memberontak kepadanya. Daud merasa sangat tertekan dan terancam baik secara fisik maupun emosional.

(a) Secara fisik Daud bisa saja digulingkan oleh Absalom
Ini tentu membuat Daud tidak bisa tidur nyenyak. Siapapun akan takut kalau kekuasaannya akan digulingkan.

(b) Secara emosional Daud merasa sangat bingung dan frustasi karena ia harus berhadapan dengan anaknya sendiri.
Berperang dengan musuh barangkali bukan masalah sulit. Tinggal babat dan habiskan. Tapi berperang dengan anak darah daging sendiri, pasti sulit sekali menghadapinya.

Nah, kali ini kita akan belajar dari Daud bagaimana ia mengatasi pengkhianatan yang demikian luar biasa.

APA YANG DAUD RASAKAN ?
1. Ia merasa sepi
Secara emosional Daud merasa kesepian dan sendirian menghadapi pemberontakan anaknya dan orang-orang yang dulu menjadi bawahannya. Ini adalah perasaan yang wajar.
Ada tiga jenis kesepian yang mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
(a) Pertama, jenis kesepian umum.
Kesepian umum menghinggapi siapapun pada suatu saat tertentu atau waktu tertentu dan kemudian berlalu, misalnya kehilangan pekerjaan.
Rasa kesepian karena kehilangan tempat bekerja, berkumpul dengan teman-teman satu kantor menyebabkan rasa kesepian namun kesepian itu hilang bersamaan dengan mendapatkan pekerjaan baru.

(b) Kedua, Kesepian akibat kehilangan.
Kesepian ini datangnya tiba-tiba, kehilangan orang yang dicintai karena kematian atau perceraian. Selama ketahanan dirinya kokoh maka kesepian akan segera berlalu sampai kemudian terlibat dalam aktifitas baru.

(c) Ketiga, kesepian yang kronis.
Hal ini ditimbulkan karena sebuah harapan yang begitu besar terhadap sesuatu, bisa terhadap keluarga, anak, pasangan atau orang yang dicintai namun ternyata dikhianati, dikecewakan, disakiti sehingga timbul perasaan negatif akibat tidak adanya rasa percaya diri dan konflik diri yang mendalam menciptakan guncangan emosi jangka panjang sehingga menimbulkan kehawatiran terhadap diri sendiri dan tertekan yang membuat hilangnya keinginan atau harapan hidup.

Daud mengalami ke 3 jenis kesepian di atas.

2.Ia merasa dikhianati
Daud merasa dikhianati oleh Absalom yang dikasihinya dan Ahitofel yang dipercayainya (Seorang penasihat Daud yang berpihak kepada Absalom - 2 Sam 15:12, 31-37; 1Taw 27:33-34).
Perasaan dikhianati ini menimbulkan luka batin yang dalam.
Kantor berita Iran bahkan menulis :” Jika kita pernah berkunjung ke pengadilan keluarga dan membuka lembaran-lembaran kasus yang pernah ada, di samping kemiskinan, narkotika, dan faktor-faktor perceraian yang lain, kita akan menemukan faktor perceraian yang lain; yaitu pengkhianatan dan ketakacuhan pasangan terhadap yang lain.”  

3.Ia dihinggapi perasaan bersalah dan tidak layak
Daud juga dihinggapi perasaan bersalah dan tidak layak diri. Ini berkaitan dengan perselingkuhannya dengan Betsyeba (Ahitofel yang membelot ke Absalom adalah kakek Betsyeba. Ia membelot karena marah kepada Daud ).
Menurut Dr. Yakub Susabda, Rasa Bersalah dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
(A). Objective Guilt  = rasa bersalah yang obyektif
Rasa Bersalah dalam jenis ini dapat muncul dikarenakan oleh adanya pelanggaran hukum baik tertulis maupun tidak tertulis.
Tapi anehnya, orang yang melakukan pelanggaran tidak selalu merasa bersalah. Oleh karena macam pelanggaran hukum beraneka ragam, maka Rasa Bersalah menurut jenis pelanggarannya perlu dibedakan dengan lebih rinci lagi, yaitu:

(1)  Legal-Guilt  = rasa bersalah secara hukum
Yaitu guilt (rasa bersalah) yang menjadi masalah oleh karena pelanggaran terhadap hukum tertulis yang berlaku di dalam masyarakat.
Sebagai contoh adalah pembunuhan, pencurian, perzinahan, dll., menimbulkan masalah guilt, namun tidak semua orang yang melakukannya merasa bersalah.

(2) Social-Guilt  = rasa bersalah secara social
Ialah rasa bersalah yang muncul ketika terjadi pelanggaran terhadap hukum tak tertulis yang berlaku dalam masyarakat.
Misalnya: penghinaan, ancaman, dsb. Yang tidak ada barang bukti untuk diadukan ke pengadilan, namun menumbuhkan perasaan bersalah.

(3) Personal-Guilt  = rasa bersalah pribadi
Yakni perasaan bersalah yang muncul tatkala berlangsung pelanggaran terhadap kesadaran akan kebenaran dalam hati orang yang bersangkutan.
Misalnya: guilt yang muncul karena orangtua memukul anaknya tanpa alasan yang benar, suami meninggalkan isterinya yang menunggu di rumah dengan makan malam sendiri.

(4) Theological-Guilt
yaitu guilt akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Alkitab memberikan standar kelakuan yang ketika dilanggar akan menumbuhkan rasa bersalah walapun yang bersangkutan tidak merasakannya (Why.20:21).

(B). Subjective Guilt (rasa bersalah secara subyektif)
Subjective Guilt adalah Rasa Bersalah yang menimbulkan rasa sesal dalam diri orang yang bersangkutan.
Reaksi lanjutannya bisa memunculkan rasa takut, putus asa, cemas, sampai sikap yang terus menerus menyalahkan diri dengan menganggap telah melanggar prinsip kebenaran yang diyakininya meskipun belum tentu melanggar.
Nah, pada saat itu Daud mengalami baik obyektif guilt maupun subyektif guilt.

4.Ia merasa takut
Bagaimanapun juga sebagai manusia ketika melihat banyak dari rakyatnya ikut Absalom, Daud menjadi takut.

APA PILIHAN YANG DIPUNYAI DAUD ?
Ada 3 hal yang dapat diambil Daud menghadapi situasi sulit yang dihadapinya. Ke 3 hal itu adalah :
1. Flee  = melarikan diri (Maz.55:1-8)
Daud bisa memilih lari menyembunyikan diri secara permanen agar tidak diketahui oleh Absalom.Tapi kalau hal ini dilakukannya, ia akan menjadi seorang pengecut. Seorang pengecut adalah orang yang tidak berani menghadapi tantangan hidup.
Orang yang bunuh diri termasuk dalam kelompok ini. Dan sayangnya jumlahnya semakin banyak sekarang ini.
Di Jakarta  sepanjang tahun 1995-2004 kasus bunuh diri mencapai 5,8% per 100 ribu penduduk, yang kebanyakan pelakunya adalah laki-laki ( sumber - http://www.vhrmedia.com).

2.Fight  = berperang (Maz.55:9-15)
Daud bisa juga mengambil pilihan kedua yaitu berperang dengan Absalom. Kekuatan senjata dilawan dengan kekuatan senjata pula.
Pada awalnya hal ini tidak dilakukan Daud, karena 2 alasan :
(a) Ia tidak memiliki kekuatan untuk melawan tentara pemberontak
Pada awalnya kekuatan Daud kalah dibanding kekuatan Absalom. Oleh sebab itu Daud menyingkir dulu sementara.

(b) Ia tidak  memiliki “nyali” untuk membunuh Absalom
Daud sebenarnya tidak ingin terjadi perang terbuka, karena bagaimanapun Absalom adalah anak kesayangannya. Ia tidak punya nyali (tega) untuk mencederai Absalom.
Namun akhirnya perang pecah juga ( lih. 2 Sam 18)

3.Fly  = terbang (Maz.55:16-23)
Ini adalah pilihan terakhir, dan inilah yang diambil Daud. Ia “terbang” tinggi mengandalkan Tuhan. Ia mendapat kekuatan sayap rajawali dari Tuhan untuk mengatasi masalahnya.
Ketika ia “terbang” mengandalkan Tuhan maka ia mengalami :
(a). Pembaharuan – 2 Kor.4:16
Rajawali ternyata memperbaharui bulu-bulunya setiap tahun sekali.
Pelajaran rohani yang bisa kita tarik dari keunikkan ini adalah : Tuhan juga selalu memperbaharui hidup kita setiap saat!
Apa yang diperbaharui Tuhan ?
(a)          Spiritual – Kerohanian kita diperbaharui Tuhan terus menerus.
Sering kita mengalami kemandegan rohani, hubungan kita dengan Tuhan menjadi hambar. Berdoa malas, ke gereja malas, baca FT malas, tidak lagi tertarik pada hal-hal yang rohani.
Nah, saat seperti ini Tuhan selalu akan memberi jalan keluar agar kita bisa bergairah kembali dalam bidang kerohanian kita.

(b)          Mental – Emosi kita juga selalu diperbaharui oleh Tuhan.
Seringkali kita merasa sedih, jenuh, marah, atau tidak bersemangat lagi dalam hidup ini.
Nah, saat seperti ini Tuhan akan memperbaharui (memberi penghiburan) mental kita agar kembali menjadi segar dan bersemangat.

(c)          Fisik – fisik/tubuh kita juga selalu diperbaharui oleh Tuhan.
Fisik kita bisa capek, sakit, loyo dan sejenisnya.
ΓΌ  Nah, pada saat seperti itu Tuhan juga akan menjamah tubuh kita sehingga menjadi pulih kembali. Karena bilur-bilur Tuhan Yesus kita menjadi sembuh – 1 Pet.2:24

2.Keperkasaan
Rajawali diakui oleh dunia sebagai rajanya para burung! Kalau anda perhatikan ada banyak negara memakai simbol burung rajawali ini untuk melambangkan kebesaran dan keperkasaannya, mis:
(a)                 Amerika – Lambang negaranya Rajawali kepala putih
(b) Indonesia – Lambang negaranya Garuda (ini sejenis rajawali juga)
(c) Kerajaan Babilonia kuno juga memakai rajawali sebagai lambang kekaisarannya.

Keperkasaan rajawali dibuktikan dengan kemampuannya :
(1)Terbang ditengah badai
Rajawali ketika ada badai justru masuk ketengah-tengah arus badai itu, kemudian terbang dengan ”menunggangi” puncak dari arus badai tersebut.
Jadi rajawali tidak kalah oleh badai tetapi malah berhasil ”menunggangi” badai!
Nah, anak Tuhan yang berkarakter Rajawali, juga tidak akan pernah kalah oleh kesulitan, tetapi malahan menunggangi kesulitan untuk mencapai puncak prestasi.
Contoh : Yusuf sewaktu masuk penjara!

(2) Rajawali juga dikenal mempunyai mata yang sangat tajam
Ia bisa melihat mangsanya dengah jelas dari jarak yang sangat jauh.
Ini berarti anak Tuhan yang berkarakter Rajawali bisa melihat segala sesuatu denga jelas, dari sudut pandangnya Tuhan.
Yaitu bahwa segala sesuatu bekerja sama menghasilkan kebaikkan bagi orang percaya – Rm 8:28.

3.Terbang tinggi dengan kekuatan sayap rajawali
Ada banyak hal bisa kita gali dari mengamati seekor rajawali ketika mengepakkan sayapnya untuk terbang :
(a)   Ia terbang dengan tujuan mendekati matahari ( ia suka sekali bila berdekatan dengan sinar matahari).
Arti rohaninya : kita juga harus senang terbang (dalam doa penyembahan) agar dekat dengan matahari kehidupan kita (Tuhan Yesus)

(b)  Ia terbang untuk mencari makan
Rajawali sekali melesat terbang, pulang-pulang selalu membawa makanan.
Ini menggambarkan bahwa anak Tuhan juga harus begitu. Keluar rumah tidak sekedar keluar saja, tapi keluar rumah untuk mencari nafkah buat keluarga!

(c)   Ia terbang untuk membersihkan diri
Seringkali virus menempel di paruh rajawali (habis makan daging binatang buruan dsb).
 Untuk membersihkan virus itu, rajawali akan terbang ke udara dan berkoar-koar , sehingga tekanan angin di udara membuat semua virus menjadi hilang.
Nah, secara rohani, kita juga harus selalu berupaya menjaga kemurnian/kesucian hidup.
Kalau ada virus-virus dosa mulai mengancam, segeralah buang jauh-jauh dengan semakin mendekat pada Tuhan!

(d) Ia terbang untuk menikmati kebebasan
Saat terbang tinggi di angkasa, rajawali tidak lagi memperdulikan laut, daratan, binatang-binatang di darat (baik mangsanya maupun yang akan memangsannya)
Ia merasakan kebebasan sejati saat terbang tinggi. Ia merasa menguasai dunia pada saat seperti itu.
Nah, sebagai orang kristen, kita sudah dibebaskan oleh Kristus dari dosa.
Oleh sebab itu kita tidak perlu takut lagi terhadap dosa, kutuk, kecelakaaan, kemalangan dsb. Karena Kristus sungguh-sungguh sudah membebaskan kita – Gal.5:1
Akhirnya karena kemurahanNya, Tuhan membela Daud. Absalom mati dengan cara mengenaskan yaitu tergantung diatas pohon! - 2 Sam. 18:9-18. Jadi Absalom mati bukan karena berperang tapi karena tersangkut pohon (kemudian ditikam oleh Yoab, jendralnya Daud). Inilah cara Tuhan yang ajaib dalam membela Daud.

1 komentar:

  1. Pemberontakan anak raja daud adalah drama.. sang anak sengaja memalsukan pemberontakannya untuk melihat siapa penghianat sebenarnya..
    Tak perlu anda debat fakta diatas karena memang benar adanya.. ibarat sebuah lautan yang tidak perlu kau selami karena harta karunnya sudah diangkat ke permukaan..
    Anda hanya perlu melihat harta itu di tempat yang benar...
    Semoga anda menemukan kedamaian itu.

    BalasHapus