Rabu, 18 Januari 2012

4 GAMBARAN IMAN DALA ALKITAB


Alktab banyak menyajikan sesuatu dengan gambaran-gambaran. Misalnya :
(a) Tuhan di gambarkan sebagai seorang gembala
(b) Orang Israel/percaya digambarkan sebagai pohon zaitun.
(c) Tuhan Yesus digambarkan sebagai mempelai laki-laki, sedangkan kita mempelai perempuan.Dsb

Nah, akitab juga menggambarkan iman dalam 4 cara. Apa saja itu ? Mari kita dalami.
Dengan mempelajari semua itu akan menolong kita untuk memahami:
(1) Hakekat dari iman
Apa arti sesungguhnya dari iman itu

(2) Manfaat iman dalam kehidupan kristen
Apa manfaatnya memiliki iman yang kuat ditengah-tengah kehidupan kita sebagai orang percaya.

(3) Bagaimana cara melatih iman kita untuk bertumbuh
Apa yang harus kita lakukan agar iman kita bertumbuh dari hari ke hari.

4 GAMBARAN IMAN DALAM ALKITAB
1.Iman itu seperti benih – Mat. 17:20
Yesus menggambarkan iman itu seperti benih atau biji sesawi. Dalam penggambaran ini ada beberapa prinsip yang indah :
(a) Iman berawal dari sesuatu yang kecil
Biji sesawi adalah biji yang paling kecil menurut Ensiklopedia bangsa Yahudi. Kita beriman juga mulai dari yang kecil, yaitu mendengar FT, lalu percaya. Dari sini mulailah iman yang kecil itu ada dalam diri kita.

(b) Iman itu bertumbuh
Seperti biji sesawi yang bertumbuh menjadi pohon yang cukup besar (bisa mencapai 7 meter ) , iman pun harus bertumbuh. Iman bertumbuh melewati berbagai kesulitan dan pergumulan hidup!

(c) Iman itu akhirnya berbuah
Tuhan menghendaki kita untuk menghasilkan buah yaitu buah yang matang, yang dapat dinikmati. Ada 6 macam buah :
1.       Buah pertobatan ( Mat. 3:8).                                                                                        
2.       Buah Roh (Gal 5 : 22-23).
3.       Buah pekerjaan baik (Kol.1 :10).
4.       Buah Kebenaran (2 Kor. 9:10).
5.       Buah untuk hidup yang kekal (Yoh 4 :36).
6.       Buah ucapan bibir yang memuliakan Tuhan (Ibr.13:15).

2. Iman itu seperti lukisan - 1 Samuel 17:46
Iman itu seperti seseorang melihat sebuah lukisan di benaknya. Mari kita lihat contohnya dalam diri Saul dan Daud ketka menghadapi Goliat.
(a) Saul melihat lukisan kekalahan
Ketika melihat Goliat, Saul membayangkan kekalahan karena melihat lukisan Goliat yang tinggi besar dan kejam.Ketika kita melihat kekalahan maka kita akan mundur dalam hidup ini.

(b) Daud melihat lukisan kemenangan
Ketika melihat Goliat yang terlukis di benak Daud bukan besarnya Goliat, tapi besarnya kuasa Tuhan yang menyertainya. Ketika kita melihat lukisan kemenangan di benak kita, maka kita benar-benar akan menjadi seorang pemenang.


3. Iman itu seperti fondasi – 1 Taw.16:12
Kalau hidup ini diibatkan sebuah bangunan, maka iman adalah merupakan fondasinya.
Artinya, kuat tidaknya banguan berdiri sangat tergantung dari kuat tidaknya fondasinya.
Ciri-ciri iman yang kokoh/kuat adalah :
(a) Iman yang tidak turun naik
Iman yang kokoh itu tidak seperti  roller coster ( komidi putar) yang kadang naik, kadang turun.
Iman yang kokoh selalu kuat dan menang menghadapi situasi apapun.

(b) Iman yang tidak tergantung situasi.
Iman yang kokoh juga tidak tergantung situasi, kalau situasi baik imannya kuat, kalau situasinya jelek imannya lemah, bukan seperti itu. Iman yang kokoh dalam situasi apapun, entah hujan entah panas tetap kuat berdiri tegak!

(c) Iman yang tidak suam-suam kuku
Iman yang kokoh juga tidak suam-suam kuku, tapi panas , bergelora, berapi-api untuk Tuhan.
Kalau iman seseoang sudah mulai suam-suam kuku (tidak panas tidak dingin) itu pertanda sebentar lagi imannya akan mati!

(d) Iman yang tidak gugur.
ImaN yang kokoh adalah iman yang tangguh yang tidak gugur oleh persoalan hdup.
Persoalan hidup boleh datang bertubi-tubi, tapi orang yang imannya kokoh akan tetap berdiri tegak!

4. Iman itu seperti kwitansi – Ibr.11:1
Kwitansi adalah bukti pembayaran. Jadi kalau kita sudah membayar sebuah barang, sekalipun barangnya belum diantar ke rumah kita, kita sudah sah menjadi pemilik barang itu kalau kita memiliki kwitansinya! Dari gambaran ini kita bisa belajar 2 hal :
(a) Kita beriman dulu baru mendapat
Iman harus mendahului realita. Kita melihat segala sesuatunya dulu dalam iman, baru Tuhan akan menjadikannya dalam realita. Seperti kita menerima kwitansi dulu , baru kita menerima barangnya.

(b) Kita mendapat sesuai besarnya iman kita
Seberapa banyak atau seberapa besar hasil yang kita peroleh sangat tergantung dari seberapa besar iman yang kita miliki! Kita akan menerima barang sesuai dengan yang tercantum dalam kwitansinya. Kalau di kwitansi harganya mahal, maka kita akan menerima barang yang mahal. Demikian juga sebaliknya!

0 komentar:

Posting Komentar