Berikut ini adalah kisah tentang
asal-usul hari Valentine :
Dalam buku Selamat Panjang Umur, Pdt.
Andar Ismail menjelaskan tentang asal-usul hari kasih sayang. Ia menjadi Uskup
di Terni, Italia yang menyayangi dan disayangi banyak orang. Khotbah-khotbahnya
sering berpokok tentang kasih sayang Tuhan Yesus kepada semua orang tanpa
membedakan kedudukan atau asal-usulnya. Ketika kaisar Claudius menghambat umat Kristen, Pastor Valentine ditangkap, namun dari dalam penjara di mana ia dianiaya, Pastor Valentine mengingat semua orang yang dicintainya. Dalam sel penjara tiap hari ia membuat kartu bergambar hati dengan ucapan aku cinta padamu. Kartu-kartu itu dikirim satu persatu kepada tiap orang yang dicintainya.
Semua orang di dalam penjara itu juga merasakan kasih sayang Valentine. Mereka menempelkan kartu bergambar hati di sel mereka masing-masing. Setelah valentine dihukum mati, orang-orang di penjara itu melanjutkan kebiasaan membuat dan mengirimkan kartu bergambar hati.
Kemudian hari gereja menyatakan Valentine sebagai seorang santo. Dan pada tanggal 14 Februari dirayakan sebagai hari Santo Valentine, sebab menurut tradisi yang dapat dipercaya, ia lahir pada tanggal 14 Februari tahun 270 M.
MENGAPA
KITA PERLU MERAYAKAN VALENTINE ?
Merayakan hari Valentine masih
menjadi pro dan kontra.
Tapi saya melihat paling tidak ada 3
alasan kenapa hari Valentine layak untuk diperingati :
1.Karena
dunia selalu butuh kasih sayang
Dunia ini selalu haus akan kasih
sayang. Setiap orang yang mengamalkan kasih sayang akan dicatat dengan tinta
emas oleh dunia. Contoh :
(a)
Mahatma
Gandhi
Gandhi terkenal dengan ajarannya
tentang Ahimsa, yaitu perjuangan tanpa kekerasan.
Ajarannya Ahimsa yang diilhami oleh
kotbah di bukit Tuhan Yesus itu, ternyata menyedot perhatian dunia.
Banyak pejuang setelah Gandhi
terinspirasi oleh hal itu. Termasuk diantaranya Bung karno dan Nelson Mandela.
(b)
Bunda Teresa
Melayani orang-orang sekarat dengan
cinta yang luar biasa, Bunda Teresa menjadi tokoh yang melegenda
Akhirnya ia sempat memperoleh hadiah
nobel perdamaian, sebagai pengakuan akan katya cinta kasihnya!
2.Karena
Banyak rumah tangga hancur
Angka perceraian dan kerusakan dalam
rumah tangga terus meningkat.
Berikut ini data di Amerika :
(a)
Setiap 26 detik terjadi 1 perceraian
di Amerika
(b)
Lebih dari 50% perkawinan pertama
berakhir dengan perceraian
(c)
Perkawinan ulang (remarriage) , tingkat
perceraiannya mencapai lebih dari 60 %
(d)
6 dari 10 anak di Amerika hidup dengan orang tua tunggal
(single parent).
(e) Di
Amerika setiap 24 jam terdapat :
§ 3.000 anak-anak yang
menyaksikan orang tua mereka bercerai
§ 1.629 anak yang
dimasukkan kepenjara orang dewasa.
§ 3.228 anak-anak yang lari
dari rumah
§ 1.512 drop out
(dikeluarkan) dari sekolah.
§ 7.742 remaja menjadi
aktif dalam kegiatan seksual
Sementara laporan dari Marriage and Divorce magazine (majalah
perkawinan dan perceraian) di dapat data berikut ini :
(1)
Satu dari setiap tiga perkawinan
yang tidak diberkati digereja berakhir dengan perceraian
(2)
Tetapi ketika pasangan menikah
dalam suatu upacara gereja, dan mereka menghadiri gereja secara teratur, dan
mereka berdoa serta membaca Alkitab bersama-sama, maka kemungkinan untuk
perceraian turun menjadi satu diantara 1.105 pernikahan.
3.Karena
kasih sudah menjadi tawar
Salah satu ciri zaman ini dimana
sudah mendekati akhir zaman adalah : Kasih sudah menjadi tawar ! contohnya :
(a) Manusia hidup untuk
dirinya sendiri
(b) Kasih hanya diucapkan dibibir saja
MENEMUKAN KEMBALI CINTA YANG HILANG
Ada 4 langkah untuk menemukan kembali
kehangatan cinta dalam rumah tangga.
Mari kita lihat satu persatu
berdasarkan arahan Paulus dalam Ef.5:25-33
1.Sacrificing
Love – cinta yang berkorban (ayat 25)
·
Cinta itu terbukti melalui
pengorbanan. Dalam ayat ini suami diminta berkorban untuk istrinya. Apa saja
bentuk pengorbanannya :
(a)
Mau memberi
Cinta itu identik dengan memberi,
kalau suami mencintai istri, maka ia akan member dirinya, hartanya, waktunya
untuk sang istri.
(b)
Mau memperhatikan
Memperhatikan itu membutuhkan
pengorbanan. Dengan memperhatikan istri, maka sebenarnya suami sedang melayani
isri.
(c)
Mau setia
Setia bagi seorang pria itu
merupakan sebuah pengorbanan, sebab pria sebenarnya punya kecenderugan untuk
berpoligami!
(d)
Mau mengalah
Mengalah itu membutuhkan
pengorbanan, yaitu pengorbanan harga diri.
2.
Sanctifying Love - kasih yang
menguduskan – ayat 26
Artinya, kalau suami/istri hidup
kudus dan mengasihi pasanganya dengan sepenuh hati, maka kekudusan itu akan
menular kepada pasangannya.
Contoh praktisnya demikian :
(a)
Kalau Suami hidup kudus (rohani),
maka ia akan juga membawa isrinya menjadi kudus (rohani). Karena sebagai imam
dan kepala keluarga, keputusan suami akan ditaati seluruh anggota keluarganya.
(b)
Kalau istri hidup kudus dan berdoa
terus untuk suami yang brengsek, akhirnya suami akan bertobat.
Contoh nyata : Ade manuhutu bertobat
lalu menjadi pendeta karena doa sang istri
yang setia. Demikian juga Arthur Kaunang – ia bertobat karena istrinya setia
mendoakan dirinya yang sedang tersesat.
3.Sustaining Love - cinta yang
memelihara – ayat 29
·
Cinta
akan tumbuh dengan subur, kalau masing-masing pasangan bisa saling memelihara.
·
Apa
saja yang harus dipelihara :
(a)
Komunikasi
Inti komunikasi adalah saling berbicara dan mendengarkan!
Majalah newsweek memberitakan bahwa rata-rata pasangan suami – istri
hanya menghabiskan 4 menit setiap hari untuk saling berbicara.
Nah, bisa di duga kalau sudah begitu hubungan akan kering karena
komunikasinya sangat kurang. Sebaliknya, kalau komunikasinya memuaskan sudah
pasti pernikahannya juga memuaskan!
(b)
Keintiman
Keintiman harus kita jaga dengan
banyak refresing bersama dan bercanda ria.
4.Securing Love - Cinta yang memberi rasa aman – ayat 29
Bagi
suami memberi rasa aman kepada istri berarti 2 hal :
(1)
Mencukupi
kebutuhan istri
Wanita
akan merasa aman kalau semua kebutuhanya terpenuhi.
Inilah
sebabnya kenapa kebanyakan wanita kelihatannya matre. Sebenarnya ia tidak matre
tapi ia menginginkan rasa aman. Dan rasa aman itu muncul kalau kebutuhanya
tercukupi.
(2)
Memberi
kesetiaan hanya bagi istri
Wanita
akan merasa aman kalau sang suami setia hanya kepada dirinya.
Ketika
mengetahui suaminya setia, maka wanita justru akan mengabdikan seluruh hidupnya
untuk sang suami.
Sementara
bagi istri memberi rasa aman kepada suami juga berarti 2 hal :
(a)
Menjadi suporter yang baik
Suami
sangat membutuhkan support (dukungan) dari istri.
Kalau
ia didukung, ia merasa aman dan berharga
(b)
Mengasihi
suami tanpa syarat
Pria
ingin diterima tanpa syarat. Dengan diperlakukan demikian ia merasa aman dan
tenang menjalani hidup ini.
Margaret Anderson, seorang penulis
dan editor ternama dari Amerika pernah berujar: “Kasih sejati menginginkan yang
terbaik bagi orang yang dikasihi, sedangkan kasih romantik menghendaki diri
orang yang dikasihi”.
Hari Valentine adalah kesempatan
untuk berpindah dari memiliki kasih romantic menjadi kasih yang sejati!
0 komentar:
Posting Komentar