Eric Fromm
(seorang Psikolog kenamaaan) pernah mengungkapkan pengamatannya demikian :” Banyak
orang melihat bahwa masalah utama tentang cinta adalah ‘untuk dicintai’
daripada ‘untuk mencintai.’ Oleh karena itu problem banyak orang adalah untuk
dicintai, bagaimana agar mereka dapat dicintai.” Padahal menurut Eric Fromm, seharusnya kita belajar untuk mencintai
dulu .
Tidak ada
pribadi yang sempurna, tetapi cinta yang sempurna bisa Anda bangun. Nah,
untuk itu anda harus pro aktif (memulai terlebih dahulu).
Mulailah
dengan mencintai, tanpa mengharuskan pasangan anda mencintai Anda lebih dahulu. Mulailah untuk berlaku penuh kasih, tanpa
menuntutnya untuk berlaku lembut kepada Anda.
BAGAIMANA MENCINTAI
DENGAN TULUS ?
1. Mencintai itu berarti ada keperdulian
– Fil.2:4
Cinta tidak bisa dilepaskan dari
perhatian. Mencintai berarti
juga memperhatikan!
Martin Luther mengucapkan kalimat indah
seperti ini :”Jangan lihat apa kekurangan pasangan kita, tapi
lihatlah apa yang kurang!”
Artinya daripada memperhatikan
kekurangan (kelemahan) pasangan, lebih baik kita melihat “apa yang kurang” pada
diri pasangan kita (misalnya : kurang rapi, kurang keren, kurang gaul), lalu
kita penuhi kekurangan itu! Contoh
:
(a)
Kalau Kurang rapi – belikan suami cream rambut atau pilihkan pakaian yang rapi.
(b) Kalau kurang keren – dandani suami
supaya terlihat keren, mis: potongan rambutnya diubah, kumis dicukur dsb.
© Kalau kurang gaul – dorong suami agar
suka bergaul dengan teman, atau undang teman-teman makan ke rumah, sehingga
suami bisa berinteraksi dengan banyak orang!
(d) Kalau istri kurang putih – belian
dia krim pemutih kulit.
Perduli berarti
bersedia berbagi dan menyatakan diri pada pasangan tanpa rasa takut dan tanpa
berpura-pura. Perduli juga berarti memiliki kerelaan memelihara diri
orang yang dekat dengan kita. Memelihara disini lebih dari sekedar memberi
proteksi (perlindungan) dan kecukupan kebutuhan fisik. Tetapi mampu memberikan rasa aman yang
paling mendasar.
Memperdulikan berarti ada kemampuan
untuk berkomunikasi, baik verbal (dengan kata-kata) maupun non-verbal (gestures/bahasa
tubuh dan ekspresi suara).
2. Mencintai berarti
ada kesediaan untuk memberi – Mat.5:7
Cinta tidak bisa dilepaskan dari
memberi. Mencintai berarti
memberi! Ada ungkapan bijak : “Kita bisa memberi tanpa disertai rasa cinta. Tapi kita tidak bisa mencintai tanpa
memberi!” We can give without loving, but we can’t love without giving.
Ukuran sejati cinta adalah dalam
pemberian diri kita. Maksudnya : apakah kita memberikan diri kita sepenuhnya
kepada pasangan kita ?
Yang dimaksud memberikan diri kita
adalah :
(a) Memberikan hati kita – ini
berbicara tentang kesetiaan (hanya memberikan hati pada pasangan).
(b) Memberikan tubuh kita – ini bicara
tentang kekudusan kehidupan seksual (tidak memberikan tubuh pada orang lain).
© Memberikan tenaga kita – ini bicara
tentang pelayanan kita pada suami.
3. Mencintai berarti ada kesediaan
bermain – Ams.5:18
Salah satu
hakekat manusia adalah HOMO LUDENS (mahkluk yang bermain). Oleh sebab
itu suami – istri juga harus mau bermain bersama (maksudnya menciptakan
keceriaan bersama). Guyon dan
saling menggelitik, pasti menambah kehangatan rumah tangga.
Bermain pada dasarnya adalah kesukaan
diri yang penuh, baik dalam diri kita maupun teman kita dalam bermain.
Misalnya, Pada waktu Adam dan Hawa di Taman Eden, mereka bermain dan
bercengkerama dengan bebas. Mereka bermain layaknya kanak-kanak sedang bermain
tanpa memikirkan kepentingan pribadi.
4. Mencintai berarti
ada kerelaan untuk mengalah – Fil.2:3
Mengalah disini berarti mau mendahulukan
kesenangan pasangan daripada kesenangan sendiri. Contoh :
(a) Waktu nonton TV – karena suami suka
bola, maka kita mengalah tidak nonton sinetron dulu, demi kesenangan suami.
(b) Dalam selera makan – walaupun kita
senang ikan, tapi karena suami senang daging ayam, kita mengalah lebih sering
masak daging ayam .
© Dalam hal berlibur – meskipun kita
senang gunung, tapi karena suami dan anak-anak suka laut kita bersedia mengalah
demi kebahagiaan mereka.
Ingat mengalah bukan berarti ngalah.
Saat kita mengalah pasangan kita tahu akan hal itu. Dilain kesempatan dia
justru akan membalas “sikap ngalah “ kita dengan hadiah yang tidak terduga. Misalnya,
membelikan TV baru yang lebih besar; berlibur ke puncak gunung ; ngajak mancing
agar dapat ikan banyak. Dan sebagainya.
5. Mencintai berarti
tidak menuntut diluar batas kemampuan – Ibr.13:5
Meminta sesuatu kepada pasagan, itu
adalah hal yang baik dan normal.Tapi jangan menuntut sesuatu di luar batas kemampuannya.
Banyak suami akhirnya korupsi karena
istri permintaannya terlalu berlebihan! Banyak suami stress dan sakit-sakitan
karena tidak mampu memenuhi permintaan istri.
Sebaliknya,
kalau istri mencukupkan diri dengan apa yang ada, hal itu justru mendorong
suami ntuk bekerja lebih keras dan menghasilkan lebih banyak lagi!
6. Mencintai berarti
ada kemauan untuk memaafkan – Kol.3:13
Mencintai tanpa kesediaan untuk
memaafkan sama saja bohong. Manusia itu gudangnya kesalahan. Oleh sebab itu
kalau kita mencintai seseorang berarti kita juga harus bisa memaafkan
kesalahan- kesalahannya! Bagaimana
cara memaafkan :
(a)
Maafkanlah, meskipun dia tidak meminta maaf
Diminta atau tidak, kita harus berani memaafkan. Ingat memaafkan itu menyembuhkan!
(b)
Lupakanlah kesalahannya.
Memaafkan/mengampuni itu berarti melupakan. To
forgive is to forget.
(c)
Ingatlah
kegembiraan yang dibawanya.
Agar bisa mudah
memafkan, cobalah mengingat kegembiraan atau kebahagiaan yang dibawa oleh
pasangan anda!
Pasangan yang bisa saling memaafkan dijamin langgeng
bahagia!
7. Mencintai berarti
menerima perbedaan dengan lapang dada – 1 Kor.14:7
Perbedaan adalah kehendak Allah. Karena
dengan perbedaanlah ada keindahan. Namun perbedaan yang tidak disikapi secara
dewasa justru sering menjadi pemicu keributan.
Nah, kalau kita mencintai pasangan kita,
seharusnya kita bisa menerima perbedaan itu dengan lapang dada. Kita ambil
contoh dalam hal-hal berikut ini :
(a)
Perbedaan cara makan – yang satu suka pakai sendok, yang
satunya pakai tangan.
(b)
Kebiasaan tidur – yang satu harus cuci kaki dulu, yang
satunya langsung molor.
(c)
Kebiasaan pakai odol – yang satu mencet dari bawah, yang
satu dari tengah.
Sebenarnya kalau direnungkan perbedaan
itu membuat kita mau belajar tentang orang lain. Dan sikap ini seharusnya menimbulkan kerendahan hati!
Sebagai
kalimat penutup kita bisa menyimpulkan :
Untuk membangun rumah tangga yang harmonis-bahagia, diperlukan pengetahuan
akan seni mencintai. Seni mencintai sendiri berawal dari sikap berani mencintai
dulu, sebelum dicintai!
0 komentar:
Posting Komentar