Jumat, 14 Juni 2013

SENI MENCINTAI



Eric Fromm (seorang Psikolog kenamaaan) pernah mengungkapkan pengamatannya demikian :” Banyak orang melihat bahwa masalah utama tentang cinta adalah ‘untuk dicintai’ daripada ‘untuk mencintai.’ Oleh karena itu problem banyak orang adalah untuk dicintai, bagaimana agar mereka dapat dicintai.” Padahal menurut Eric Fromm, seharusnya kita belajar untuk mencintai dulu .
Tidak ada pribadi yang sempurna, tetapi cinta yang sempurna bisa Anda bangun.  Nah, untuk itu anda harus pro aktif (memulai terlebih dahulu).
Mulailah dengan mencintai, tanpa mengharuskan pasangan anda mencintai Anda lebih dahulu. Mulailah untuk berlaku penuh kasih, tanpa menuntutnya untuk berlaku lembut kepada Anda.

BAGAIMANA MENCINTAI DENGAN TULUS ?
1. Mencintai itu berarti ada keperdulian – Fil.2:4
Cinta tidak bisa dilepaskan dari perhatian. Mencintai berarti juga memperhatikan!
Martin Luther mengucapkan kalimat indah seperti ini :”Jangan lihat apa kekurangan pasangan kita, tapi lihatlah apa yang kurang!
Artinya daripada memperhatikan kekurangan (kelemahan) pasangan, lebih baik kita melihat “apa yang kurang” pada diri pasangan kita (misalnya : kurang rapi, kurang keren, kurang gaul), lalu kita penuhi kekurangan itu! Contoh :
(a) Kalau Kurang rapi – belikan suami cream rambut atau pilihkan pakaian yang rapi.
(b) Kalau kurang keren – dandani suami supaya terlihat keren, mis: potongan rambutnya diubah, kumis dicukur dsb.
© Kalau kurang gaul – dorong suami agar suka bergaul dengan teman, atau undang teman-teman makan ke rumah, sehingga suami bisa berinteraksi dengan banyak orang!
(d) Kalau istri kurang putih – belian dia krim pemutih kulit.

Perduli berarti bersedia berbagi dan menyatakan diri pada pasangan tanpa rasa takut dan tanpa berpura-pura. Perduli juga berarti memiliki kerelaan memelihara diri orang yang dekat dengan kita. Memelihara disini lebih dari sekedar memberi proteksi (perlindungan) dan kecukupan kebutuhan fisik. Tetapi mampu memberikan rasa aman yang paling mendasar.
Memperdulikan berarti ada kemampuan untuk berkomunikasi, baik verbal (dengan kata-kata) maupun non-verbal (gestures/bahasa tubuh dan ekspresi suara).


2. Mencintai berarti ada kesediaan untuk memberi – Mat.5:7
Cinta tidak bisa dilepaskan dari memberi. Mencintai berarti memberi! Ada ungkapan bijak : “Kita bisa memberi tanpa disertai rasa cinta. Tapi kita tidak bisa mencintai tanpa memberi!” We can give without loving, but we can’t love without giving.
Ukuran sejati cinta adalah dalam pemberian diri kita. Maksudnya : apakah kita memberikan diri kita sepenuhnya kepada pasangan kita ?
Yang dimaksud memberikan diri kita adalah :
(a) Memberikan hati kita – ini berbicara tentang kesetiaan (hanya memberikan hati pada pasangan).
(b) Memberikan tubuh kita – ini bicara tentang kekudusan kehidupan seksual (tidak memberikan tubuh pada orang lain).
© Memberikan tenaga kita – ini bicara tentang pelayanan kita pada suami.

3. Mencintai berarti ada kesediaan bermain – Ams.5:18
Salah satu hakekat manusia adalah HOMO LUDENS (mahkluk yang bermain). Oleh sebab itu suami – istri juga harus mau bermain bersama (maksudnya menciptakan keceriaan bersama). Guyon dan saling menggelitik, pasti menambah kehangatan rumah tangga.

Bermain pada dasarnya adalah kesukaan diri yang penuh, baik dalam diri kita maupun teman kita dalam bermain. Misalnya, Pada waktu Adam dan Hawa di Taman Eden, mereka bermain dan bercengkerama dengan bebas. Mereka bermain layaknya kanak-kanak sedang bermain tanpa memikirkan kepentingan pribadi.

4. Mencintai berarti ada kerelaan untuk mengalah – Fil.2:3
Mengalah disini berarti mau mendahulukan kesenangan pasangan daripada kesenangan sendiri. Contoh :
(a) Waktu nonton TV – karena suami suka bola, maka kita mengalah tidak nonton sinetron dulu, demi kesenangan suami.
(b) Dalam selera makan – walaupun kita senang ikan, tapi karena suami senang daging ayam, kita mengalah lebih sering masak daging ayam .
© Dalam hal berlibur – meskipun kita senang gunung, tapi karena suami dan anak-anak suka laut kita bersedia mengalah demi kebahagiaan mereka.

Ingat mengalah bukan berarti ngalah. Saat kita mengalah pasangan kita tahu akan hal itu. Dilain kesempatan dia justru akan membalas “sikap ngalah “ kita dengan hadiah yang tidak terduga. Misalnya, membelikan TV baru yang lebih besar; berlibur ke puncak gunung ; ngajak mancing agar dapat ikan banyak. Dan sebagainya.

5. Mencintai berarti tidak menuntut diluar batas kemampuan – Ibr.13:5
Meminta sesuatu kepada pasagan, itu adalah hal yang baik dan normal.Tapi jangan menuntut sesuatu di luar batas kemampuannya.
Banyak suami akhirnya korupsi karena istri permintaannya terlalu berlebihan! Banyak suami stress dan sakit-sakitan karena tidak mampu memenuhi permintaan istri.
Sebaliknya, kalau istri mencukupkan diri dengan apa yang ada, hal itu justru mendorong suami ntuk bekerja lebih keras dan menghasilkan lebih banyak lagi!

6. Mencintai berarti ada kemauan untuk memaafkan – Kol.3:13
Mencintai tanpa kesediaan untuk memaafkan sama saja bohong. Manusia itu gudangnya kesalahan. Oleh sebab itu kalau kita mencintai seseorang berarti kita juga harus bisa memaafkan kesalahan- kesalahannya! Bagaimana cara memaafkan :
(a)     Maafkanlah, meskipun dia tidak meminta maaf
Diminta atau tidak, kita harus berani memaafkan. Ingat memaafkan itu menyembuhkan!

(b)   Lupakanlah kesalahannya.
Memaafkan/mengampuni itu berarti melupakan. To forgive is to forget.

(c)     Ingatlah kegembiraan yang dibawanya.
Agar bisa mudah memafkan, cobalah mengingat kegembiraan atau kebahagiaan yang dibawa oleh pasangan anda!

Pasangan yang bisa saling memaafkan dijamin langgeng bahagia!

7. Mencintai berarti menerima perbedaan dengan lapang dada – 1 Kor.14:7
Perbedaan adalah kehendak Allah. Karena dengan perbedaanlah ada keindahan. Namun perbedaan yang tidak disikapi secara dewasa justru sering menjadi pemicu keributan.
Nah, kalau kita mencintai pasangan kita, seharusnya kita bisa menerima perbedaan itu dengan lapang dada. Kita ambil contoh dalam hal-hal berikut ini :
(a)                Perbedaan cara makan – yang satu suka pakai sendok, yang satunya pakai tangan.
(b)               Kebiasaan tidur – yang satu harus cuci kaki dulu, yang satunya langsung molor.
(c)                Kebiasaan pakai odol – yang satu mencet dari bawah, yang satu dari tengah.

Sebenarnya kalau direnungkan perbedaan itu membuat kita mau belajar tentang orang lain. Dan sikap ini seharusnya menimbulkan kerendahan hati!

Sebagai kalimat penutup kita bisa menyimpulkan : Untuk membangun rumah tangga yang harmonis-bahagia, diperlukan pengetahuan akan seni mencintai. Seni mencintai sendiri berawal dari sikap berani mencintai dulu, sebelum dicintai!

0 komentar:

Posting Komentar