Rabu, 06 Februari 2013

THE SHOW MUST GO ON

Nama Timotius berarti : ”Menghormati Tuhan” (Honoring God).Timotius adalah anak rohani sekaligus rekan sekerja dari rasul Paulus. Ia berasal dari Listra. Ia mungkin bertobat dan menjadi kristen sebagai buah dari pekabaran injil Paulus pada perjalanan misinya yang pertama – Kis.14:6-23

Pada perjalanan misi Paulus ke dua, saat Paulus kembali ke Listra, Timotius telah menjadi seorang murid yang disegani oleh jemaat disana – Kis.16:1-2
Itu artinya iman Timotius berkembang dengan cepat. Dari seorang petobat baru, ia bertumbuh menjadi murid dan pelayan yang disegani.

LATAR BELAKANG HIDUP TIMOTIUS
Timotius memiliki latar belakang yang unik. Ibunya adalah seorang Yahudi. Sementara bapaknya adalah seorang Yunani – Kis.16:1.
Imannya tumbuh dengan baik berkat bimbingan dan teladan yang diberikan oleh neneknya Lois dan ibunya Eunike – 2 Tim.1:5

Saat Paulus datang ke Listra yang ke dua kali, ia meminta Timotius menjadi rekan sekerjanya dalam pekabaran injil.
Dan karena nantinya akan melayani banyak orang Yahudi, maka Paulus meminta Timotius untuk disunat – Kis 16:3. (sunat adalah salah satu tanda bahwa seseorang bersedia masuk menjadi komunitas Yahudi – proselit)

Timotius ternyata bersedia. Ini menunjukkan ia mau berkorban, asal ia bisa mengabarkan injil dengan efektif!

KEISTIMEWAAN TIMOTIUS
Sebagai pribadi yang hebat Timotius memiliki banyak keistimewaan. Diantaranya adalah :

1.      Ia memiliki percaya diri yang tinggi – 1 Tim.1:18
Saat dipercaya Paulus untuk melanjutkan tugas Paulus sebagai pemberita injil dan pemimpin jemaat, Timotius tidak menolak. Ia siap melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh Paulus.
Ini menunjukkan betapa tinggi percaya dirinya. Mungkin mudah melanjutkan sesuatu yang telah dilakukan oleh seorang yang berprestasi biasa-biasa saja. Tapi melanjutkan tugas dari seorang sehebat Paulus, tentu membutuhkan kepercayaan diri dan keberanian tinggi!
Salah satu kunci sukses adalah kepercayaan diri yang tinggi.
Percaya diri artinya : keyakinan pada diri sendiri bahwa kita mampu melakukan apapun yang ingin kita raih!
Anita Roddick (Eksekutif bisnis) mengungkap kebenaran ini :”Untuk mencapai kesuksesan, Anda harus yakin sepenuh hati akan sesuatu hal sehingga hal itu dapat menjadi sebuah kenyataan.”
Menurut riset di university of Wisconsin (Amerika) ditemukan :”Semakin rendah kepercayaan dirinya, semakin cepat seseorang menyerah dalam usahanya mengejar tujuan!”

2.      Ia seorang yang tekun dan bersemangat – Fil.2:19-22;1 Tim.6:12
Sebagai mentor, Paulus nampaknya sangat puas dengan apa yang dilakukan Timotius.
Timotius menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang tekun dan bersemangat dalam pelayanan. Ketekunan dan semangat juang yang tinggi adalah modal dasar untuk meraih sukses.
Lihatlah pada semut. Meskipun kecil dan nampak tidak berdaya, tapi berkat kinerjanya yang tekun dan penuh semangat, ia selalu mampu mengumpulkan makanan berlimpah-limpah – Ams.30:25
Lucy Lawless (artis kenamaan) pernah berkata :”Kesuksesan merupakan kombinasi dari 5% bakat, 15 % ketrampilan. Dan 80 % ketekunan!”

3.      Ia memiliki hati seorang murid – 1 Tim.1:1-2
Timotius adalah anak rohani dan anak didik Paulus. Sebelum ia menjadi pemimpin, ia dididik dulu oleh Paulus. Dan ternyata ia memiliki hati seorang murid. Inilah salah satu kunci suksesnya. Apa itu hati seorang murid ? 
(a)                Hati yang bersedia mendengar – Timotius selalu mendengar apa kata Paulus (gurunya)

(b)               Hati yang bersedia tunduk – ia menghargai dan tunduk pada otoritas Paulus.

(c)                Hati yang bersedia meneladani sang guru – Ia mengikuti teladan Paulus dengan sukacita.
Untuk sukses kita harus memiliki hati seorang murid. Kita harus bersedia mendengar nasehat Tuhan maupun pimpinan.
Kita harus bersedia tunduk pada otoritas di atas kita (jangan jadi pemberontak).
Kita juga harus berani meneladani mereka yang sudah sukses! Mereka yang sudah sampai ke puncak, akan mampu menunjukkan jalan kepada kita agar sampai ke puncak!

4.      Ia memiliki jiwa pelayanan – 1 Kor.4:17;16:10;Fil.2:19
Paulus sering mengutus (mengirim) Timotius ke suatu kota untuk menggantikan kehadirannya. Untuk ukuran waktu, hal ini pasti amat sulit, sebab Timotius harus menumpang kapal berhari-hari.
Tapi, ia bersedia melakoni hal itu dengan sukacita.
Itu disebabkan karena memiliki jiwa pelayanan dalam dirinya. Jiwa yang terbeban untuk memenangkan dan menguatkan jiwa-jiwa baru!
Jiwa pelayanan itu berupa sikap yang berisi 4 tindakan yang disingkat CARE [i]:
(a)     C = Concern  - keperdulian
Yang dimaksud keperdulian adalah sikap perduli pada situasi, kondisi, masalah dan kebutuhan orang yang dilayani.

(b) A = Attention - Perhatian
Yang dimaksud adalah memberi perhatian, juga untuk hal-hal yang kecil-kecil.
Misalnya : memberi ucapan selamat ultah, kirim SMS yang menguatkan, memberi pujian setiap kali orang lain melakukan hal yang bagus.

(c) R = Relation - Hubungan
Yang dimaksud adalah membina hubungan yang baik dengan orang yang kita layani.
Di dalamnya termasuk membina komunikasi dua arah. Jangan kita yang ngomong terus. Tapi biarkan dia ngomong dan mengungkapkan keluh kesahnya. Kita cukup mendengarkan dengan empati.

(d) E = Emotion - emosi
Yang dimaksud adalah menciptakan hubungan kedekatan emosi positif secara mendalam.
Kita perlakukan orang lain seperti keluarga sendiri.
Ciptakan juga kesan dan kenangan jangka panjang yang menyenangkan (misalnya : saat mengunjungi orang sakit, kita berkata :”Saya berdoa dan berharap bapak/ibu cepat sembuh. Saya tunggu kehadiran bapak/ibu di gereja.”


5.      Ia seorang yang tahan banting – 1 Tim.4:12;2 Tim.4:2
Pada awal pelayanannya, ada sementara orang yang agak merendahkan Timotius karena  3 alasan ini :

(a)                Ia masih muda
Bagi sebagian kaum tua agak sulit dipimpin oleh anak muda.

(b)               Ia masih belum berpengalaman
Timotius diangap kurang mampu karena ia belum berpengalaman. Ia dipandang masih ”hijau” dalam urusan pelayanan.

(c)                Ia belum berumah tangga
Diawal pelayanannya, sebelum menikah, banyak orang enggan konseling masalah keluarga dengan dirinya. Sebab mereka menganggap Timotius tidak tahu banyak tentang hal itu.

Tapi berkat dorongan Paulus dan sifat tahan bantingnya, Timotius berhasil melewati berbagai ujian itu.  Sampai akhirnya ia menjadi salah satu pemimpin jemaat yang disegani sepeninggal Paulus! Sikap tahan banting dan tidak mudah menyerah adalah sikap para pemenang!
Winston Churchill (mantan Perdana Mentri Inggris) saat diminta memberikan pidato di depan wisudawan Oxford University (Inggris), mengucapkan kalimat pendek yang sangat menginspirasi semua orang. ”Never,never, ever give up” (Jangan, jangan, jangan pernah menyerah).”
Lalu ia turun dari panggung. Wisudawan, dosen, para hadirin terkejut dengan pidato singkat itu. Tapi, kemudian mereka bertepuk tangan sangat keras karena menyadari sikap seperti itulah yang dibutuhkan para lulusan universitas yang mau terjun ke masyarakat.



[i] Antony Dio Martin, Smart Emotion Volume II :Strategi jitu mengelola emosi ,Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006, hal.12-13

0 komentar:

Posting Komentar