Nama Timotius
berarti : ”Menghormati Tuhan” (Honoring
God).Timotius adalah anak rohani sekaligus rekan sekerja dari rasul Paulus. Ia berasal dari Listra. Ia mungkin
bertobat dan menjadi kristen sebagai buah dari pekabaran injil Paulus pada
perjalanan misinya yang pertama – Kis.14:6-23
Pada perjalanan misi
Paulus ke dua, saat Paulus kembali ke Listra, Timotius telah menjadi seorang
murid yang disegani oleh jemaat disana – Kis.16:1-2
Itu artinya iman
Timotius berkembang dengan cepat. Dari seorang petobat baru, ia bertumbuh
menjadi murid dan pelayan yang disegani.
LATAR BELAKANG HIDUP TIMOTIUS
Timotius memiliki
latar belakang yang unik. Ibunya adalah seorang Yahudi. Sementara bapaknya
adalah seorang Yunani – Kis.16:1.
Imannya tumbuh
dengan baik berkat bimbingan dan teladan yang diberikan oleh neneknya Lois dan
ibunya Eunike – 2 Tim.1:5
Saat Paulus datang
ke Listra yang ke dua kali, ia meminta Timotius menjadi rekan sekerjanya dalam
pekabaran injil.
Dan karena nantinya
akan melayani banyak orang Yahudi, maka Paulus meminta Timotius untuk disunat –
Kis 16:3. (sunat adalah salah satu tanda bahwa seseorang bersedia masuk menjadi
komunitas Yahudi – proselit)
Timotius ternyata
bersedia. Ini menunjukkan ia mau berkorban, asal ia bisa mengabarkan injil
dengan efektif!
KEISTIMEWAAN TIMOTIUS
Sebagai pribadi yang
hebat Timotius memiliki banyak keistimewaan. Diantaranya adalah :
1. Ia memiliki percaya diri
yang tinggi – 1 Tim.1:18
Saat dipercaya Paulus
untuk melanjutkan tugas Paulus sebagai pemberita injil dan pemimpin jemaat,
Timotius tidak menolak. Ia siap melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh Paulus.
Ini menunjukkan
betapa tinggi percaya dirinya. Mungkin mudah melanjutkan sesuatu yang telah
dilakukan oleh seorang yang berprestasi biasa-biasa saja. Tapi melanjutkan
tugas dari seorang sehebat Paulus, tentu membutuhkan kepercayaan diri dan
keberanian tinggi!
Salah satu kunci
sukses adalah kepercayaan diri yang tinggi.
Percaya
diri artinya : keyakinan pada diri sendiri bahwa kita mampu melakukan apapun
yang ingin kita raih!
Anita Roddick (Eksekutif bisnis)
mengungkap kebenaran ini :”Untuk mencapai kesuksesan, Anda harus yakin sepenuh
hati akan sesuatu hal sehingga hal itu dapat menjadi sebuah kenyataan.”
Menurut riset di
university of Wisconsin (Amerika) ditemukan
:”Semakin rendah kepercayaan dirinya, semakin cepat seseorang menyerah
dalam usahanya mengejar tujuan!”
2. Ia seorang yang tekun dan
bersemangat – Fil.2:19-22;1 Tim.6:12
Sebagai mentor,
Paulus nampaknya sangat puas dengan apa yang dilakukan Timotius.
Timotius menunjukkan
bahwa ia adalah seorang yang tekun dan bersemangat dalam pelayanan. Ketekunan
dan semangat juang yang tinggi adalah modal dasar untuk meraih sukses.
Lihatlah pada semut.
Meskipun kecil dan nampak tidak berdaya, tapi berkat kinerjanya yang tekun dan
penuh semangat, ia selalu mampu mengumpulkan makanan berlimpah-limpah –
Ams.30:25
Lucy Lawless (artis kenamaan)
pernah berkata :”Kesuksesan merupakan kombinasi dari 5% bakat, 15 %
ketrampilan. Dan 80 % ketekunan!”
3. Ia memiliki hati seorang
murid – 1 Tim.1:1-2
Timotius adalah anak
rohani dan anak didik Paulus. Sebelum ia menjadi pemimpin, ia dididik dulu oleh
Paulus. Dan ternyata ia
memiliki hati seorang murid. Inilah salah satu kunci suksesnya. Apa itu hati
seorang murid ?
(a)
Hati yang bersedia mendengar – Timotius selalu
mendengar apa kata Paulus (gurunya)
(b)
Hati yang bersedia tunduk – ia menghargai dan tunduk
pada otoritas Paulus.
(c)
Hati yang bersedia meneladani sang guru – Ia
mengikuti teladan Paulus dengan sukacita.
Untuk sukses kita
harus memiliki hati seorang murid. Kita harus bersedia mendengar nasehat Tuhan
maupun pimpinan.
Kita harus bersedia
tunduk pada otoritas di atas kita (jangan jadi pemberontak).
Kita juga harus
berani meneladani mereka yang sudah sukses! Mereka yang sudah sampai ke puncak,
akan mampu menunjukkan jalan kepada kita agar sampai ke puncak!
4. Ia memiliki jiwa pelayanan
– 1 Kor.4:17;16:10;Fil.2:19
Paulus sering
mengutus (mengirim) Timotius ke suatu kota untuk menggantikan kehadirannya. Untuk
ukuran waktu, hal ini pasti amat sulit, sebab Timotius harus menumpang kapal
berhari-hari.
Tapi, ia bersedia
melakoni hal itu dengan sukacita.
Itu disebabkan
karena memiliki jiwa pelayanan dalam dirinya. Jiwa yang terbeban untuk
memenangkan dan menguatkan jiwa-jiwa baru!
Jiwa pelayanan itu
berupa sikap yang berisi 4 tindakan yang disingkat CARE [i]:
(a) C = Concern - keperdulian
Yang
dimaksud keperdulian adalah sikap perduli pada situasi, kondisi, masalah dan
kebutuhan orang yang dilayani.
(b) A = Attention -
Perhatian
Yang dimaksud adalah
memberi perhatian, juga untuk hal-hal yang kecil-kecil.
Misalnya : memberi
ucapan selamat ultah, kirim SMS yang menguatkan, memberi pujian setiap kali orang
lain melakukan hal yang bagus.
(c) R = Relation - Hubungan
Yang
dimaksud adalah membina hubungan yang baik dengan orang yang kita layani.
Di
dalamnya termasuk membina komunikasi dua arah. Jangan kita yang ngomong terus.
Tapi biarkan dia ngomong dan mengungkapkan keluh kesahnya. Kita cukup
mendengarkan dengan empati.
(d) E = Emotion - emosi
Yang
dimaksud adalah menciptakan hubungan kedekatan emosi positif secara mendalam.
Kita perlakukan orang lain seperti keluarga sendiri.
Ciptakan
juga kesan dan kenangan jangka panjang yang menyenangkan (misalnya : saat
mengunjungi orang sakit, kita berkata :”Saya berdoa dan berharap bapak/ibu
cepat sembuh. Saya tunggu kehadiran bapak/ibu di gereja.”
5. Ia seorang yang tahan
banting – 1 Tim.4:12;2 Tim.4:2
Pada awal pelayanannya,
ada sementara orang yang agak merendahkan Timotius karena 3 alasan ini :
(a)
Ia masih muda
Bagi
sebagian kaum tua agak sulit dipimpin oleh anak muda.
(b)
Ia masih belum berpengalaman
Timotius
diangap kurang mampu karena ia belum berpengalaman. Ia dipandang masih ”hijau”
dalam urusan pelayanan.
(c)
Ia belum berumah tangga
Diawal
pelayanannya, sebelum menikah, banyak orang enggan konseling masalah keluarga
dengan dirinya. Sebab mereka menganggap Timotius tidak tahu banyak tentang hal
itu.
Tapi berkat dorongan
Paulus dan sifat tahan bantingnya, Timotius berhasil melewati berbagai ujian
itu. Sampai akhirnya ia menjadi salah
satu pemimpin jemaat yang disegani sepeninggal Paulus! Sikap tahan banting dan
tidak mudah menyerah adalah sikap para pemenang!
Winston Churchill
(mantan Perdana Mentri Inggris) saat diminta memberikan pidato di depan
wisudawan Oxford University (Inggris), mengucapkan kalimat pendek yang sangat
menginspirasi semua orang. ”Never,never, ever give up” (Jangan,
jangan, jangan pernah menyerah).”
Lalu ia turun dari
panggung. Wisudawan, dosen, para hadirin terkejut dengan pidato singkat itu.
Tapi, kemudian mereka bertepuk tangan sangat keras karena menyadari sikap
seperti itulah yang dibutuhkan para lulusan universitas yang mau terjun ke masyarakat.
[i] Antony Dio Martin, Smart Emotion Volume II :Strategi
jitu mengelola emosi ,Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006, hal.12-13
0 komentar:
Posting Komentar