Rabu, 05 September 2012

5 JENIS PENGUNJUNG GEREJA


Setiap minggu pengunjung gereja datang dan pergi. Ada banyak geraja yang selalu penuh setap ada kebaktian. Masalahnya adalah, apakah semua orang yang kegereja itu memiliki motivasi yang benar ? Jawabnya belum tentu. Nah, kali ini kita akan melihat 5 jenis manusia yang megunjugi atau beribadah di gereja.

5 JENIS PENGUNJUNG GEREJA
Seorang pendeta bernama Ron Edmonson mengamati paling tidak ada 5 jenis manusia yang setiap ming beribadah di gereja :
1.Testers (Orang yang mencoba/tes)
Tipe tester ini bukanlah jemaat tetap. Ia hanya datang ke sebuah gereja karena beberapa alasan :
(a) Karena kecewa dengan gereja lama
Banyak alasan untuk orang kecewa dengan gereja lamanya. Alasan yang sering diungkapkan adalah :
§  Mereka tidak bertumbuh secara rohani di gereja lama
§  Mereka kurang menyukai kotbah-kotbah di gereja lama
§  Mereka tidak merasa ada ikatan persekutuan yang hanta di gereja lama
§  Mereka kurang merasakan kuasa Tuhan di gereja lama dsb.

(b)  Ingin melihat-lihat suasana gereja yang dikunjungi
Jemaat jenis ini seperti orang yang mau beli baju. Pertama-tama, ia lihat-lihat dulu lalu coba sana, coba sisni, kalau sudah ada yang cocok baru beli.

(c)  Mengharapkan sambutan yang hangat
Karena ia baru melihat-lihat, maka tipe tester sebenarnya mengharapkan ada sambutan hangat kepadanya. Kalau ia disambut hangat kemungkinannya besar ia mau berjemaat di gereja yang dia kunjungi itu.

2. Pleasers - penyenang
Tipe ini biasanya datang ke gereja bukan karena keinginannya sendiri, tapi ia datang untk menyenangkan hati teman atau saudara yang mengundangnya ke gereja. Meskipun awalnya tidak berniat aktif ke gereja, namun ia bisa kecantol di gereja yang dikunjungi kalau ia melihat :
(a) Suasana ibadah yang menyentuh
Ada ibadah yang biasa-biasa saja. Jemaat hanya datang, nyanyi, memberi persembahan, dengar Firman dan pulang. Tidak ada yang special. Suasana ibadah yang biasa-biasa seperti ini tidak akan membuat orang atang untuk ke dua kali. Sebaliknya ibadah yang menyentuh jiwa dan membuat hati terharu akan membuat orang nyaman beribadah di dalamnya.

(b) Pemberitaan Firman yang membangkitkan semangat
FT adalah inti dari sebuah ibadah. Kalau pemberitaan FTnya menginspirasi dan membangkitkan semangat, maka kemungkinan besar orang akan datang kembali.

(c) Musik yang enak dan membangun iman
Musik merupakan anugerah Allah kepada manusia. Martin Luther sebagai Bapak Reformasi mengatakan : Musik adalah anugerah dari Allah, bukan dari manusia.
Ronald Allen dan Gordon Borror, penulis buku “Worship, Rediscovering The Missing Jewel”, mengatakan : “Allah menganugerahkan musik agar kita dapat memperkembangkannya dan menggunakannya untuk mengungkapkan kreatifitas kita di dalam penyembahan dan ibadah kepada Allah”.
Musik harus dijadikan senjata utama dalam misi gereja di dunia, oleh karena itu “iman” dari para penyanyinya harus nampak dan dapat dirasakan melalui nyanyian atau musik yang dimainkannya.  Kita tidak boleh memandang musik hanya sebagai pengisi acara kebaktian saja. Nyanyian Gereja/rohani bukan saja menjadi kesaksian, tetapi juga alat untuk menyampaikan kesaksian itu.

3. Seekers - Pencari
Tipe ini adalah orang yang sedang mencari kebenaran yang tertinggi dalam hidupnya.
Mereka sudah muak hidup dengan cara duniawi dan mereka sedang mencari sesuatu yang baru yang dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Ada 3 alasan bagi si pencari kebenaran untuk menetap dalam sebuah gereja :
(a) Kalau gereja itu mengajarkan doktrin yang sehat
Gereja yang sehat Paling tidak mengakui lima doktrin dasar kekristenan ortodoks, yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, yakni:
§  Percaya kepada Allah Tritunggal;
§  Percaya kepada Yesus Kristus adalah Allah sepenuhnya yang menjelma menjadi manusia;
§  Percaya bahwa Alkitab adalah sepenuhnya Firman Allah;
§  Percaya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat;
§  Percaya bahwa Roh Kudus adalah Allah dan Pribadi, bukan energi atau kuasa semata.

(b) Kalau gereja itu memberinya kesempatan untuk bertumbuh
Gereja memberikan kesempatan kepada jemaatnya untuk bertumbuh melalui persekutuan doa, pemahaman Alkitab, kelompok kecil dan ladang pelayanan.

4. Jumpers - Kutu loncat
Tipe ini adalah tipe pengunjung gereja yang suka berpindah-pindah. Saat ia tidak merasa nyaman pada suatu gereja, ia akan pindah ke gereja lain. Begitu seterusnya.
Kita harus hati-hati menghadapi tipe orang seperti ini. Jangan langsung memberi jabatan strategis kepada tipe ini. Tipe kutu loncat di gereja ini  biasanya juga bersikap sama dalam pekerjaannya.
Menurut Psikolog Niken Ardiyanti, ada dua tipe kutu loncat :
(a) Pertama, kutu loncat karena suka tantangan
Mereka yang tidak pernah puas dengan pekerjaan/pelayanan, karena menginginkan tantangan demi tantangan.  Ada kepuasan tersendiri bagi tipe ini jika bisa melampaui tantangan. Namun, jika tantangan itu sudah terlampaui dan tidak ada tantangan baru lagi, maka dia akan 'cabut' untuk mencari tawaran lain yang lebih menantang.

(b) Kedua, kutu loncat karena tidak sanggup mengatasi tekanan
Awalnya, orang-orang ini memiliki semangat dan tantangan. Namun, ketika tantangan itu datang, mereka malah menjadi ragu.
Ketika tugas atau pelayan atau pekerjaan menuntut lebih, dia mulai berpikir,''Bisa nggak ya saya melakukannya?'' Kalau sudah muncul pertanyaan seperti itu berarti dia meragukan kemampuannya. Perasaan tidak sanggup itulah yang akhirnya menggiring dia untuk pindah kerja/gereja/pelayanan.

5. Investors
Tipe ini adalah orang yang benar-benar lahir baru. Mereka datang ke gereja karena ingin ikut membangun kerajaan Allah. Mereka seperti investor yang menanamkan uang, keahlian, tenaga dan pemikirannya di gereja agar kelak berbuah di Kerajaan Allah yang kekal.
Tipe ini  selayaknya diberi kesempatan untuk berkembang dan dipromosikan, karena mereka akan membuat dampak yang besar bagi pertumbuhan gereja.
Tipe ini akan membantu gereja agar menjadi gereja yang sehat, yang cirinya antara lain :
(a) Adanya Komunikasi yang sehat  (Kol.3:12)
Ada sikap saling menerima yang diwujudkan dalam belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

2. Relasi yang sehat (Kol.3:13)
Ada suasana kekeluargaan, persahabatan dan sikap saling mengampuni.

3. Ikatan yang sehat (Kol.3:14)
ada kasih yang mempersatukan, yakni kasih Allah.

4. Syalom yang nyata (Kol.3: 15)
ada damai sejahtera Kristus yang memerintah.

5. Tolok Ukur yang sehat (Kol.3: 16)
ada prinsip Firman Tuhan yang kokoh, murni, dan saling menegur (tidak berkompromi dengan dosa).

6. Sepadan dengan panggilan (Kol.3: 17)
ada tindakan/aksi nyata sebagai hasil dari penghayatan akan hidup dalam Kristus, yakni hidup dengan segala aktivitasnya yang senantiasa berusaha untuk memuliakan Allah.


0 komentar:

Posting Komentar