Sabtu, 31 Maret 2012

KELEDAI YANG BERGUNA


Dalam peristiwa ketika Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menunggang seekor keledai muda, kita melihat ada dua suasana yang tampak saling bertentangan dalam peristiwa itu.
(a) Pertama, suasana hati-batin dan jiwa Yesus yang sangat tertekan dan tersiksa karena ketika mamasuki kota Yerusalem bayang-bayang salib makin tampak jelas dimata-Nya.
Yesus sadar betul bahwa Ia datang ke Yerusalem bukan untuk menjadi raja. Ia datang untuk menanggung semua akibat yang bisa terjadi pada hidup-Nya, seperti yang telah dinubuatkan-Nya.
Itu sebabnya maka Yesus memasuki Yerusalem bukan dengan menunggang seekor kuda jantan yang perkasa sebagai simbol kepahlawanan seorang raja. Sebaliknya, Yesus menungang seekor keledai beban muda, simbol keterbebanan-Nya.
Dengan menunggang keledai memasuki Yerusalem, Yesus hendak mengatakan bahwa kelak seperti itulah ia akan berjalan keluar Yerusalem sambil memanggul salib, simbol beban dosa dan kejahatan semua manusia.

(b)  Kedua, suasana kemeriahan dan sorak gegap gempita dari orang-orang yang menyambut-Nya saat itu.
Mereka mengambil daun-daun palma dan pergi menyongsong Yesus. Mereka berharap Yesus akan menggunakan kesempatan saat bayak orang Israel berkumpul itu untuk memproklamasikan diri-Nya sebagai raja Israel pada masa lalu.
Itu tampak dalam seruan penyambutan, ‘Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel.'

Yang menarik untuk diperhatikan adalah mengapa mesti keledai yang ditunggangi Yesus dan bukan yang lain ? Padahal keledai dikenal dengan berbagai kekurangannya!

1.Keledai adalah binatang yang keras kepala
Keledai dikenal sebagai bintang yang keras kepala dan susah diatur. Ia tidak mau merubah sudut pandangnya .  Kalau maunya, maunya, tidak seperti kuda kalau sudah jinak mudah diatur oleh tuannya. Ini adalah gambaran kita dulu ketika masih berdosa :
(a) Kita hidup dengan pengertian kita sendiri
Kita dulu hidup dengan pengertian kita sendiri, yaitu hidup untuk bersenang-senang dan berfoya-foya. Slogan kita :” Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk sorga.”
Kita dulu hidup dalam kesia-siaan dan kita anggap itu hidup yang ideal.

(b) Kita berjalan mengambil arah kita sendiri (Mat.7:13-14)
Dulu kita mengambil jalan yang lebar bukan yang sempit. Apa perbedaan keduanya ?
§  Jalan lebar
jalannya halus, tidak berliku-liku, namun di ujung jalan itu adalah kebinasaan.
Jalan yang lebar dan lurus banyak dilalui oleh manusia-manusia yang tergiur oleh iming-iming duniawi. Segala kenikmatan dunia diberikan, sehingga jalan kebinasaan tadi tidak terpikirkan. Banyak orang tergiur oleh tawaran dunia ini.

§  Jalan sempit
Jalannya berliku, banyak kerikil dan bebatuan, namun di ujung jalan itu terletak kebahagiaan.
Menurut Yesus, tidak banyak orang mengikuti jalan ini. Banyak orang lebih suka memilih jalan yang lebar, lurus dan berakhir dengan kebinasaan.

Kita dulu seperti keledai yang keras kepala dan mengambil jalan kita sendiri, tapi Yesus mengasihi kita. Ia tetap mau memakai kita untuk menjadi alatNya yang ajaib!

2.Keledai adalah binatang yang bodoh
Keledai juga dikenal sebagai bintang yang bodoh. Ada ungkapan :”keledai saja tidak terperosok ke dalam lobang yang sama.” Ungkapan ini mengajarkan : jangan jadi orang yang lebih bodoh dari keledai yang bisa terperosok dalam lobang yang sama.
Kita sebenarnya juga bodoh dimata Tuhan. Tapi oleh karena anugerahNya Dia mengaruniakan kita hikmat. Lalu, apa manfaat hikmat Tuhan bagi kita ? :

(a) Menurut Amsal 3:13-18
Ketika kita memiliki hikmat Tuhan maka kita akan menjadi orang yang berbahagia karena hikmat Tuhan itu lebih berharga dari pada emas dan perak.
Contohnya, Raja Salomo, yang ia minta dari Tuhan adalah Hikmat dan Pengertian sehingga kerajaannya mengalami kelimpahan.

(b) Menurut 2 Tawarikh 1:10
Hikmat Tuhan membuat kita menjadi bijaksana, sehingga kalau kita menjadi pemimpin dapat menjadi pemimpin yang baik!

 (c) Menurut Yakobus 3:17
Hikmat dari Tuhan kita butuhkan agar kita bisa berelasi dengan baik dengan sesama manusia!
Ketika kita memiliki hikmat Tuhan kita akan menjadi pribadi yang ramah dan penuh belas kasih kepada sesama.

Pertanyaannya kemudian adalah: bagaimana kita bisa memperoleh hikmat itu?

(1) Cara pertama untuk memperoleh hikmat adalah dengan memintanya kepada Allah. (Amsal 2:6).
Salomo meminta hati yang berhikmat untuk memerintah bangsanya, dan Allah berkenan dengan permintaan itu.

(2) Cara Kedua, Adakan persekutuan yang terus-menerus dengan firman Allah.
Prinsip-prinsip kebenaran Allah yang menjadi pedoman bagi hikmat sudah tercatat di dalam Alkitab. Semua tulisan dalam Alkitab ini diilhamkan oleh Allah, tulis Paulus kepada Timotius (2 Timotius 3:16), dan bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran.
Bukankah manfaat dari firman Tuhan itu sama dengan pengertian dari hikmat? Tuhan Yesus memuji Maria yang telah memilih “bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya”, yaitu duduk diam di kaki Tuhan dan mendengarkan firman-Nya (Lukas 10:42).

(3) Cara ke tiga, Melawan pengaruh dunia dalam diri kita.
Kemampuan untuk membedakan apa yang baik, berkenan kepada Allah, dan sempurna itu diperoleh ketika orang tidak “menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan akal budimu” (Roma 12:2).
Hikmat Allah yang kita terima tidak akan bertumbuh dan berkembang ketika kita membiarkan diri terkontaminasi oleh prinsip dan tata nilai dunia.

3.Keledai itu binatang pekerja
Zaman dulu, terutama di Timur Tengah, keledai merupakan andalan pengangkut beban. Bahkan para pemimpin agama waktu itu menjadikannya sebagai pembawa kitab.
Tentang keledai yang suka membawa kitab ini, Tuhan mempunyai perumpamaan untuk pemuka-pemuka Yahudi dahulu. Mereka diumpamakan sebagai keledai yang membawa-bawa kitab, karena mereka hanya menenteng kitab Taurat di tangannya, tapi tidak mengamalkan isinya.
Kita juga diciptaan Tuhan sebagai seorang pekerja. Manusia adalah “Homo Laboran” (mahkluk pekerja). Konsep ini berarti :
(a) Bekerja itu bukan sebagai hukuman
Manusia bekerja bukan setelah jatuh dalam dosa. Tapi sejak dari awal mula Tuhan memang merancang manusia menjadi teman sekerjaNya untuk mengelola dunia ( lih. Kej 2:15)

(b) Bekerja itu justru sebagai ibadah
Bekerja bukan merupakan hukuman tetapi sebaliknya justru harus menjadi sebuah pengabdian atau ibadah keoada Tuhan.
Sehingga dalam bekerja kita sebenarnya bertanggung jawab kepada Tuhan dan buan kepada manusia (Kol.3:23).

4.Keledai itu binatang yang setia (Yes.1:3)
Keledai kelihatan bodoh, tetapi sangat mengasihi tuannya. Terkadang binatang ini datang menemui tuannya meskipun tuannya berada dalam kerumunan orang banyak.
Intinya, keledai adalah binatang yang tahu berterima kasih dan tahu membalas budi.
Kita seharusnya juga seperti keledai dalam hal ini. Kita harus setia dan membalas budi kepada Tuhan yang telah bersedia memakai kita dengan cara :
(a) Memiliki akuntabilitas (bertanggung jawab)
Seorang pelayan yang setia tahu bahwa ia bertanggung jawab kepada Tuhan dan bukan kepada manusia. Itu berarti ia akan melayani dengan :
(1) Sepenuh hati – Kol.3:23
      Sepenuh hati berarti sunguh-sungguh, sekuat tenaga, dan tidak setengah-setengah.

     (2) Melakukan yang terbaik
Artinya melakukan segala tugas yang dibebankan dengan sebaik mungkin. Memiliki “spirit of   excellent”.

(b) Memiliki ketaatan dan kesetiaan
Seorang pelayan yang baik haruslah seorang yang taat dan setia
(1) Taat
      Taat berarti patuh pada apa yang diperintahkan oleh atasannya (dalam hal ini adalah Tuhan)
      Contoh ketaatan yang paling baik adalah yang ditunjukkan oleh militer. Setiap diperintah    langsung dijawab : Siap, laksanakan! Orang yang taat tidak pernah membantah perintah atasanya.

     (2) Setia
     Setia berarti 2 hal :
§  Melakukan apa yang dilakukan dengan baik (diselesaikan dengan tuntas)
§  Tidak berpindah kelain hati. (sekali melayani Tuhan, selamanya melayani Tuhan)!

Kesimpulannya, kita semua ibarat keledai yang bodoh, tidak gagah dan keras kepala. Tapi syukur kepada Tuhan, Ia tetap mau memakai kita yang penuh kekurangan ini untuk menjadi alatNya yang ajaib!

Rabu, 21 Maret 2012

MENGUKUR LEVEL IMAN


Iman merupakan sesuatu yang amat penting dalam kekristenan. Sebab tanpa iman tidak ada seorangpun bisa berkenan kepada Allah.
Seorang pengkhotbah bernama Dr. Vance Havner mengatakan ada 5 jenis iman yang mempengaruhi hidup kita :
(1)   Natural faith  – Iman yang alamiah
Ini adalah jenis iman yang dimiliki oleh rata-rata manusia.
Misalnya : semua orang pasti yakin kalau uangnya di bank pasti aman; kalau kirim surat lewat pos pasti sampai dsb.
Jadi, iman yang biasa-biasa saja.Tidak ada yang istimewa.

(2)   Intellectual faith – Iman yang intelek (berdasarkan akal sehat)
Ini adalah jenis iman yang timbul karena pengetahuan ilmiah.
Misalnya para ahli mengatakan bahwa bahwa pada 2024 akan ada gerhana matahari total, lalu kita mempercayai hal itu!

(3)   Historical Faith – iman/keyakinan berdasarkan fakta sejarah
Ini adalah iman atau keyakinan yang muncul berdasarkan adanya fakta sejarah.
Misalnya : kita percaya bahwa dulu di Indonesia pernah ada kerajaan yang bernama Majapahit, yang wilayahnya mencakup seluruh nusantara.

(4)   Saving Faith  – iman yang menyelamatkan
Ini adalah iman  Alkitab, yang mempercayai bahwa Allah akan menepati janji-Nya
dan menyelamatkan kita oleh anugerah
Nya, melalui iman.
    
(5)   Victoriuos faith – iman yang berkemenangan
Ini adalah iman anak-anak Allah yang percaya bahwa Alah akan memberikan kemenangan bagi orang yang beriman kepadaNya – lih.1 Yoh.5:4

   
 TINGKATAN IMAN
Paling tidak ada 10 tingkatan iman yang perlu kita ketahui. Dan kita bisa mengukur ditingkatan mana iman kita berada ?
1.No Faith – Tidak ada iman  (Mrk.4:40)
Ini adalah tingkatan yang terendah dimana seseorang tidak memiliki iman sama sekali kepada Yesus.Para murid pernah mengalami hal ini ketika sedang berperahu bersama Yesus tiba-tiba ada angin badai.
Ciri-ciri orang yang tidak ada iman :
(a)    Mereka mudah panik
Ada kesulitan sedikit langsung panik dan hilang kepercayaan kepada Tuhan.

(b)   Tidak percaya pada kemampuan Allah untuk menyelamatkan.
Sekalipun sudah dekat dengan Tuhan tapi tetap tidak percaya
Banyak orang Kristen seperti para murid. Sekalipun hidup dekat Yesus tapi sebenarnya tidak memiliki iman kepada Yesus.

2.Little faith – iman yang kecil (Mat.8:26)
Ini masih jenis iman para murid saat terjadi badai dalam perahu. Yesus menegur mereka sebagai memiliki iman yang kecil.
Iman yang kecil ini ciri-cirinya :
(a)     Kurang percaya kepada kuasa Yesus
Dalam hati kecilnya selalu meragukan kasih dan setia Tuhan

(b)   Sering merasa ketakutan
Berbagai persoalan hidup mudah membuat mereka merasa takut.

(c)     Melihat persoalan lebih besar daripada kuasa Allah.
Mereka sering lebih melihat besarnya persoalan ketimbang besarnya kuasa Tuhan.

3.Weak faith  – iman yang lemah (Rm.14:1)
Ini adalah iman orang Kristen yang belum dewasa. Cirinya ada 2 :
(a)    Mudah diombang-ambingkan angin pengajaran yang salah
Imannya mudah goyah. Belum punya pegangan yang jelas. Sehingga sering bingung menentukan ajaran Kristen yang benar.

(b)   Mudah jatuh kalau lihat orang Kristen lain jatuh
Sering melihat orang Kristen yang lebih senior sebagai patokan. Kalau yang senior berbuat salah, ia ikut-ikutan berbuat salah.
Belum punya prinsip seperti yang diajarkan Yesus : “ikutilah ajarannya, tapi jangan ikuti tingkah lakunya!”

4.Dead Faith – Iman yang mati (Yak.2:17)
Iman yang mati adalah iman yang tanpa perbuatan. Contohnya :
(a)     Percaya Yesus tapi hidupnya nggak berubah. Masih seperti hidup lama!
Percaya yang sejati selalu disertai perubahan hidup. Dari gelap menuju terang.

(b)   Percaya pada pemeliharaan Allah, tapi nggak mau bekerja. Yang dilakukan hanya berdoa saja!
Beriman itu seharusnya aktif, bukan pasif.
Contoh : Allah memberi makan burung tidak dengan menumpahkan makanan ke sarang burung itu. Tapi si burung harus terbang mencari makan. Dan kemanapun ia tebang Allah menyediakan makanan bagi si burung itu!

5.Vain Faith – Iman yang sia-sia
Kata sia-sia disini berarti juga  “kosong” atau “tidak berguna”
Ini adalah iman orang yang percaya setengah-setengah pada berita alkitab.
Dalam konteks 1 Kor.15:14 dikatakan bahwa ada orang Kristen mula-mula yang percaya kepada kelahiran Yesus dari anak dara Maria, tapi tidak percaya pada kebangkitan Kristus dari antara orang mati.
Nah, keyakinan yang setengah-setengah ini, menurut rasul Paulus : sia-sia!

6.Great Faith – Iman yang besar (Luk.7:9)
Ini adalah iman yang membuat kagum Tuhan Yesus.Contohnya iman si wanita Siro Fenesia. Ciri iman yang besar ada 2 :
(a)                Percaya bahwa Tuhan itu baik
Si wanita Siro Fenesia percaya bahwa Yesus itu baik. Maka ia terus meminta agar Yesus menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan.

(b)               Percaya sebelum melihat
Orang yang memiliki iman yang besar percaya dulu, baru melihat mujizat.
Sebaliknya orang yang memiliki iman yang kecil : melihat dulu baru percaya!

7.Full of Faith – Penuh iman (Kis.11:24)
Barnabas adalah contoh orang yang penuh iman. Ciri-ciri mereka yang penuh iman adalah :
(a)                Orang baik
Baik disini berarti hatinya baik dan kelakuannya juga baik.

(b)               Penuh Roh Kudus
Artinya, Roh Kudus tinggal dalam diri orang itu dan dia hidup menurut pimpinan Roh Kudus.

8.Steadfast Faith – Iman yang teguh (Kol.2:5)
Iman yang teguh memiliki ciri sebagai berikut :
(a)                 Bertahan di dalam kesulitan
Orang yang imannya teguh, tetap bertahan meskipun diserang badai kehidupan yang dahsyat.
Ia tidak menyerah kepada keadaan, tapi mampu mengatasi keadaan!

(b)               Tidak berpindah ke lain hati
Orang yang teguh imannya juga tidak mau meninggalkan Tuhan lalu berpaling ke ilah lain, meskipun hidupnya sulit.
Ia puas dengan apapun yang diberikan Tuhan kepadanya.

9. Rich in Faith  – Kaya dalam iman Yak.2:5
Orang yang kaya iman, melebihi orang yang kaya uang! Orang yang kaya iman memiliki ciri :
(a)                 Bergantung total kepada Allah
Hanya Allah yang menjadi sandaran hidupnya.

(b)               Memiliki kemurahan hati
Ia dikatakan “kaya”. Karena ia murah hati. Ia bersedia berbagi dengan orang lain.

10.Holy Faith  – Iman yang kudus (Yud.1:20)
Iman yang kudus adalah iman yang membuat orang bertekat untuk hidup kudus.Ciri-cirinya :
(a)                Berusaha meninggalkan hidup lama
Tidak lagi tertarik dengan hidup lama. Tidak mau seperti anjing yang kembali ke muntahya.

(b)               Hidup sesuai dengan FT
Untuk menjaga kesucian hidup, ia berusaha hidup menurut FT.
Dalam setiap langkah ia menyesuaikan diri dengan FT.

Mengakhiri renungan kali ini,  saya hanya ingin mengatakan : Ukurlah iman anda, masuk kategori yang mana iman anda ? Kita harus berusaha agar iman kita terus bertumbuh ke arah yang lebih baik!

Senin, 19 Maret 2012

KETIKA MELEWATI LEMBAH KEKELAMAN


Manusia cenderung merasa sendirian ketika menghadapi masalah/lembah kekelaman dalam hidupnya. Kesulitan dan masalah membuat manusia merasa tak berdaya dan sendirian, tak ada teman atau sahabat yang bersedia menolongnya.
Nah, pada saat seperti itu yang dibutuhkan adalah seorang teman/sahabat yang bersedia mendampingi. Misalnya :
(a)                Saat putus cinta, kita butuh teman untuk menghibur hati kita
(b)               Saat seorang wanita mau melahirkan, ia membutuhkan seorang suami atau orang tua yang bersedia menemani
(c)                Saat gagal dalam ujian, kita membutuhkan seorang sahabat yang bersedia mengerti keadaan kita.

Ada kabar baik bagi mereka yang sedang dalam kesulitan : Allah ternyata bersedia menemani kita dalam situasi apapun, termasuk ketika kita ada di dalam lembah kekelaman!

BAGAIMANA MELEWATI LEMBAH KEKELAMAN ?
Kita akan belajar dari raja Daud bagaimana caranya melewati lembah kekelaman itu (Lihat Maz.23:1-4). Kenapa kita harus belajar dari Daud ?
Karena Daud adalah orang terbaik untuk menulis mazmur tentang gembala dan domba.
(a) Dia adalah seorang gembala, praktis dari masa kanak-kanak (mengikuti jejak ayahnya Isai), sampai ke dewasa muda.

(b) Dia menulis dari pengalamannya, hubungan antara seorang gembala dengan domba dan merupakan cermin untuk hubungan kita dengan Allah, Gembala kehidupan kita.

Bagaimana memahami lembah kekelaman dalam hidup kita ?
1.Terimalah kenyataan akan adanya lembah kekelaman dalam hidup ini
Hidup tidak selalu indah. Matahari tidak selalu bersinar cerah. Langit tidak selalu biru. Usaha tak selalu berhasil. Itu adalah kenyataan hidup! Lalu apa yang harus kita lakukan ketika melewati lembah kekelaman ?
(a) Jangan mengasihani diri sendiri
Sadari bahwa semua orang pernah mengalami saat-saat yang sulit sama seperti yang sedang anda alami. Dengan mengasihani diri sendiri anda akan cenderung putus asa dan tidak mau mencari jalan keluar.

(b) Jangan masuk dalam perangkap setan
Setan akan membisikan kepada anda bahwa semua masalah yang anda hadapi adalah karena Allah tidak cinta kepada anda.
Ini suara yang menyesatkan. Yesus sudah mengatakan bahwa di dalam dunia kita akan mengalami penderitaan – Yoh.16:33
Penderitaaan dan kesulitan tak mungkin dihindari. Ia merupakan bagian dari kehidupan. Ada siang – ada malam , maka ada senang- ada susah! Jangan salahkan Allah atas masalah yang anda alami!

2. Perhatikan bagaimana respon anda terhadap kesulitan
Respon kita terhadap kesulitan/penderitaaan akan menentukan apakah kita akan jadi pemenang atau jadi pecundang.
Lalu respon bagaimana yang harus kita ambil ?
(a)     Jangan fokus pada lembah kekelaman, tapi fokuslah pada sang gembala.
Apapun yang kita fokuskan dalam hidup  ini akan berkembang. Kalau kita fokus pada kesulitan, maka kesulitan akan semakin besar. Sebaliknya kalau kita fokus pada kasih Allah, maka kasih Allah akan semakin besar dalm hidup kita.

(b)  Ucapkan kata-kata positif yang membangun iman.
Daud mengucapkan kata positif itu demikian, ”Aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku”

3. Lembah kekelaman itu hanya sementara
Seperti hujan yang akan segera berhenti, seperti mendung yang akan segera tersapu angin, demikian juga penderitaan akan berhenti dan diganti dengan kebahagiaan.
Daud bagus sekali mengungkapkan keadaannya dalam Maz.23:4. Ia tidak berkata, ”...Aku berada dalam lembah kekelaman (ini permanen/terus menerus).
Tapi ia berkata, ”...Aku melewati lembah kekelaman” (ini hanya sementara).
Oleh sebab itu saat melewati lembah kekelaman :
(a)                Jangan berhenti – ini membuat anda kalah
(b)               Jangan putus asa – ini membuat anda menyerah
(c)                Jangan bersedih – ini membuat anda tidak melangkah

4. Lembah kekelaman sering kali bisa mengeluarkan yang terbaik dari diri kita – Yak. 1:2-3
Ada yang mengatakan :”Manusia itu seperti teh celup : mereka harus dimasukkan ke dalam air yang panas dulu, baru akan keluar sari patinya.”
Itu sebabnya Tuhan sering menguji iman kita lewat berbagai macam kesulitan, supaya apa yang terbaik dalam diri kita keluar saat berada dalam ujian tersebut! Contohnya :
(a)     Yusuf kemampuannya yang terbaik muncul justru saat ia dipenjara (yaitu: menafsirkan mimpi juru minuman raja dan mimpi Firaun)

(b)   Yohanes kemampuan menulis dan melihat masa depannya menjadi sempurna saat ia diasingkan di pulau Patmos.

5.Lembah kekelaman bisa menyempurnakan kita – Rom. 5:3-4
Kesulitan, kalau direspon dengan benar akan memunculkan karakter yang unggul! Contohnya :
(a)                Andrie Wongso terlahir dari keluarga miskin. Sekolah SD saja nggak tamat. Tapi kemiskinan ini mengasah jiwanya menjadi seorang yang tangguh. Sehingga akhirnya ia menjadi motivator no:1 Indonesia!
(b)               Ludwig von Beethoveen (pemusik klasik) : suatu ketika ia menjadi buta, tapi justru karya –karya terbaiknya yang sangat religius diciptakan setelah ia menjadi buta itu.

Tuhan lebih tertarik kepada karakter kita daripada sekedar prestasi kita!
Hubungan kita dengan Tuhan dan karakter kita adalah dua hal yang akan membawa kita ke dalam kekekalan.

6. Lembah kekelaman bisa mempromosikan kita – Fil.1:12
Tidak ada kenaikan kelas tanpa ujian. Demikian juga tidak ada promosi tanpa kesulitan.
Contohnya :
(a) Daud mendapat promosi setelah ia berhasil mengalahkan Goliat (kesulitan raksasa)
(b) Rajawali bisa terbang tinggi karena ia sering memanfaatkan badai. Ketika badai menerjang , ia merentangkan sayapnya sehingga angin akan menerpa dan mengangkatnya di atas badai. Sementara badai mengamuk di bawah , si rajawali menjulang tinggi di atasnya. Rajawali tidak luput dari badai. Ia hanya menggunakan badai untuk mengangkatnya lebih tinggi.